“Sudahkah kita mengerti secara keseluruhan tentang konsep berhutang? Kapan kita boleh berhutang? Sebesar apa kita bisa berutang? “
“Dapatkan DISKON 50%, Penawaran Platinum, Dapatkan Potongan Harga, Cicilan 12 kali Bunga 0%, Dapatkan Hadiah TV Flat Screen, dan lain-lain”.
Kata-kata itu sudah akrab di telinga kita yang sering kali memberikan daya tarik tersendiri untuk memiliki selembar kartu plastik yang sangat efektif dan powerful. Ya, betul sekali, tidak lain dan tidak bukan adalah kartu kredit, atau bahasa kerennya “Credit Card”.
Pertanyaan sederhana yang muncul pertama kali pada saat seseorang ingin memiliki dan menggunakan kartu sakti tersebut adalah, “kenapa?” Kenapa saya membu- tuhkan kartu tersebut? Satu pertanyaan dengan berjuta jawaban. Jawaban ini beragam, ada yang mengaku untuk mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi, praktis, dan bahkan yang tidak kalah penting adalah sebagai bagian dari indentitas jati diri, atau bahasa gampangnya untuk prestige.
Lalu, apa yang menggoda seseorang untuk memiliki kartu kredit? Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, kartu kredit memberikan pesonanya tersendiri, terutama iklan yang sangat menggoda: penawaran potongan harga, bonus, dan fitur-fitur lainnya.
Kartu kredit, berasal dari kata “credit” yang bermakna hutang. Ya, gunakan kartu ini untuk berhutang. Hutang, bahasa sederhananya adalah pinjaman. Hutang akan muncul pada saat seseorang membutuhkan se- suatu, tetapi orang tersebut belum memiliki aset untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga mengharuskan utuk melakukan pinjaman aset dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Pinjaman harus dikembalikan oleh si peminjam kepada yang meminjamkan dalam kurun waktu yang telah disepakati. Ironis memang jika penggunaan kartu kredit ini hanya sebatas dalam utang dan produk utang ini sangat laku di pasaran. Seolah-olah mengajarkan masyarakat untuk terus berutang dan berkon- sumsi tanpa melihat dampak keseluruhan dari berhtang.
Pertanyaan selanjutnya adalah, Sudahkah kita mengerti secara keseluruhan tentang konsep berhutang? Kapan kita boleh berhutang? Sebesar apa kita bisa berutang? Semua itu merupakan pertanyaan dasar yang selalu ditanyakan oleh kebanyakan orang terhadap perencanaan keuangan.
Konsep pengaturan sederhana untuk berhutang adalah batas maksimal berhutang adalah 35% dari jumlah penghasilan. Oleh karena itu, pengaturan penggunaan kartu kreditpun dapat dilakukan dengan memberikan batasan penggunaan pagu kredit sebesar 30%-35% dari jumlah penghasilan. Jadi, pada saat seseorang sudah memiliki dana lebih, di luar dana darurat dan dana investasi lainya, dan besarnya utang tersebut tidak lebih dari 30%-35% total penghasilan, maka kita sudah dikatakan “aman” untuk berhutang.
Sudah siapkah Anda menggunakan kartu kredit? Pantaskan Anda mendapatkan kepercayaan untuk menggunakan kartu kredit?
Ada yang beranggapan lebih baik membayar tunai atau memakai kartu debet. Banyak yang beranggapan kalau kartu kredit sebaiknya dihindari karena merupakan bentuk hutang dan bun- ganya besar. Namun itu merupakan hal yang salah. Jika kita menggunakan kartu kredit dengan benar atau membayar semua tagihan tagihan sebelum waktunya dan tidak hanya membayar jumlah minimum, maka kita tidak akan dikena- kan bunga. Seperti senjata, jika digunakan den- gan benar maka senjata akan bermanfaat. Namun jika tidak digunakan dengan benar, maka senjata akan menjadi bencana.
“Apakah berhutang itu baik?”
Sumber:
http://www.wealthindonesia.com/wealth-protection-and-preservation/ perlukah-kartu-kredit.html
http://finance.detik.com/read/2012/09/19/072843/2025292/722/utang- kartu-sakti–1-
http://finance.detik.com/read/2012/10/01/113754/2048594/722/utang- kartu-sakti–2-?