Yogyakarta – Sabtu, 5 Oktober, Van Deventer-Maas Stichting mengambil tema “Learn, Share, Encourage” untuk perayaan ulang tahun ke-100 yang diadakan di hotel Phoenix, Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh tiga orang board VDMS, direktur VDMS, rektor dan PIC dari universitas-universitas partner, alumni VDMS, dan tamu undangan lainnya yang berjumlah kurang lebih 80 orang.
Persiapan sudah dilakukan sejak pagi oleh panitia acara yang melibatkan lima orang staff VDMS dan enam orang grantees serta dua orang alumni VDMS dari berbagai universitas. Para tamu mulai berdatangan pukul 17.00 yang disambut oleh penerima tamu dan board VDMS secara langsung. Para tamu dipersilakan menikmati hidangan kecil dan cocktail sambil berbincang di depan ballroom.
“Memang konsepnya seperti ini. Pintu ballroom tidak langsung dibuka, agar para tamu bisa punya waktu bersosialisasi dengan yang lain terlebih dulu sambil menikmati hidangan kecil yang disediakan,” ungkap Lucky Karina, salah satu staff VDMS.
Pukul 17.30, gong dibunyikan tanda bahwa para tamu dipersilakan masuk ruangan ballroom. Panitia pun dengan sigap membuka tiga pintu ballroom. Setelah sebagian besar tamu duduk, dua penari menyambut dengan tarian Gambyong. Acara dilanjutkan dengan opening speech dari Bapak Onno de Fouw selaku perwakilan board VDMS. Walaupun semua tamu telah mengenal Van Deventer-Maas Stichting, sedikit dari mereka yang mengetahui sejarah VDMS. Oleh karena itu, Bapak Ben White dan Bapak Edwin Kisman menceritakan kisah VDMS mulai dari tahun 1913 hingga 2013. Kemudian dilanjutkan wawancara dengan dua orang tamu sebagai perwakilan alumni senior yakni Bapak Sediono M.P. Tjondronegoro, dan perwakilan grantee yakni Munir Hatab.
Sesuai dengan tema yang diusung, dalam acara ini dua keynote speaker telah diundang untuk berbagi dan memotivasi. Keynote speaker pertama adalah Bapak David A. Kaligis dari Universitas Sam Ratulangi, Manado sebagai perwakilan universitas partner. Bapak David menyampaikan kesan dan saran untuk VDMS. Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal dengan Butet Manurung sebagai keynote speaker kedua membagikan pengalamannya berkarya di sekolah rimba SOKOLA.
Pukul 19.35 para tamu dipersilakan menikmati hidangan makan malam yang telah disediakan. Sembari makan, para tamu dapat dengan bebas bertemu dan berbagi dengan tamu lainnya. Sepanjang makan malam, para tamu pun dihibur oleh Mr. Baracoustic, sebuah band asal Yogyakarta. Gong dibunyikan kembali pada pukul 20.15, yang menandai acara akan dilanjutkan. Video tentang kegiatan VDMS dan kegiatan alumni diputar pada layar putih sambil menunggu para tamu siap untuk mengikuti acara selanjutnya.
Tracy Wright Webster kemudian mempresentasikan tentang museum Kartini, Jepara.
“VDMS pernah merge dengan Kartini foundation, lagipula fokus VDMS adalah pendidikan, sama seperti yang diperjuangkan Kartini pada masanya,” Pungky, salah satu staff VDMS menjelaskan mengapa ada presentasi mengenai museum Kartini.
Setelah beberapa acara serius, para tamu dipersilakan berdiri dan menari Poco-Poco bersama untuk mencairkan suasana dan agar tidak mengantuk setelah makan malam tadi. Kemudian para tamu disuguhi tarian Pancasari yang dibawakan oleh Didik Nini Thowok, seorang maestro tari Indonesia asal Yogyakarta. Tarian yang dibawakan oleh Didik Nini Thowok mengundang tepuk tangan dan gelak tawa dari para tamu yang hadir.
Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi singkat tentang buku 100-year of VDMS dan penyerahan secara simbolik dari Bapak Sediono, sebagai alumni senior kepada Munir Hatab, sebagai penerus kemajuan pendidikan Indonesia. Ada pula pemberian apresiasi oleh Bapak Jan Passhier kepada Bapak Hans van Weerd sebagai ketua board VDMS terdahulu dan Bapak Edwin Kisman atas pengabdiannya selama 16 tahun, serta staff VDMS atas kerja keras mereka.
Sebagai penutup, Bapak Ben White menyampaikan harapan VDMS terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Lalu para tamu diajak untuk menyanyikan satu bait lagu Light the Passion, Share the Dream yang merupakan harapan dan doa untuk persatuan demi kemajuan bersama:
One world one dream,
let us share our hearts together
all as one in a place where
we join in harmony.
One world one dream,
let us celebrate the powers of our heroes
who’ll rise with strength and pride.
Light the passion share the dream
all as one.
(Jessica Permatasari)
Kesan Perwakilan Panitia
Sabtu, 5 Oktober – Saya bersama dua alumni VDMS Rahmanu Hermawan (UGM) dan Angela Chrisan (UKSW), serta lima grantees VDMS Maria Diana (USD), Hayu Laksita (USD), Grisca (UGM), Daniel (USD) dan Putra (UKDW) dilibatkan dalam acara ‘Centennial 100 years VDMS’ sebagai panitia. Dalam perencanaan dan persiapan acara ini, kami melakukan lima kali pertemuan.
Kesan menjadi panitia acara ‘Centennial 100 years VDMS’ ini adalah sangat menyenangkan. Karena pada acara ini, kami bisa berkenalan langsung dengan Board of VDMS serta kakak-kakak alumni yang diundang mewakili daerahnya masing-masing. Meski menjadi panitia, kami pun mendapat kesempatan juga untuk menikmati jalannya acara. Kami dapat mendengarkan speech yang menakjubkan dari board of VDMS, Kak Butet Manurung dan menyaksikan performance sangat apik dari band asli Yogyakarta dan tarian dari Mas Didi Nini Towok. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan. Terimakasih kepada staff VDMS yang telah mempercayakan kami untuk turut berpartisipasi sebagai panitia. (Annisa Ika Tiwi – grantee UGM)